Permasalahan Gigi yang Tidak Sesederhana Pakai Behel Dong
Masa remajaku dihabiskan dengan insecure dengan keadaan gigiku. Bisa dibilang keadaan gigiku memang sangat tidak baik. Gigi tidak rapi dan aku juga mengalami gigi berlubang yang lumayan banyak. Saat itu tidak ada yang bisa kulakukan selain menerima karena aku nggak punya uang dan orang tuaku menganggap permasalahan gigiku itu nothing alias bukan apa-apa.
Padahal ada momen-momen dimana aku ingin mati saja karena permasalahan gigi ini. You know orang-orang sering menggunakan penampilan gigi ini sebagai bahan untuk perundungan. Mulai dari diketawain sampai disuruh pakai behel.
Jadi, saat itu aku bekerja keras. Aku mengejar cita-citaku hingga akhirnya di tahun 2021 aku berhasil memberanikan diri pergi ke dokter gigi. For the first time dan ternyata permasalahan gigiku nggak sesederhana 'pakai behel dong'.
Oke, setelah bertahun-tahun menjalani perawatan gigi dan dua minggu yang lalu aku juga baru operasi gigi bungsu, aku memutuskan untuk menceritakan keadaan gigiku di sini. Nggak keseluruhan tapi aku mau menceritakan kalau nggak semua permasalahan gigi itu selesai dengan dibehel.
Kenapa Orang Bisa Bullying Gigi
"Itu gigimu dibehel biar rapi."
"Gigi kok ada spasinya."
"Gigi kok dipagerin."
"Gigimu aneh banget."
Saat aku menceritakan pengalaman bullying gigi ini kata temenku, "emang ada orang yang ngebully orang lain karena gigi?" Tentu saja jawabanku 'banyak' karena di Indonesia raya ini sering terjadi kasus perundungan karena keadaan gigi seseorang.
Kenapa? Kata temanku ini, kita harus buka mulut untuk mengetahui gigi seseorang. Kalau nggak buka mulut nggak akan tahu keadaan gigi seseorang. Emang gitu tapi namanya manusia dengan pola pikir yang rendah ya, tetap aja bisa menemukan kekurangan meski ada syaratnya (buka mulut."
Padahal permasalahan gigi ini tidak sesederhana pakai behel biar gigi rapi. Ya emang, kerapian gigi akan berpengaruh ke kesehatan karena memudahkan mengunyah tapi PERAWATAN BEHEL ITU MAHAL, ANJIR! Dan juga butuh mental yang kuat karena cukup menyiksa.
Orang-orang sering menyalahkan keadaan gigi seseorang dengan faktor kurang menjaga kesahatan, tapi penyebab gigi tidak rapi dan mudah rusak itu bukan cuma karena kurang menjaga kesehatan tetapi juga bisa dikarenakan faktor lain, salah satunya keturunan. Kayak bawaan lahir aja keadaan giginya begitu.
Karena perundungan yang dilakukan orang-orang ini, ada ribuan bahkan jutaan orang akhirnya bertekad untuk mengubah penampilan dengan melakukan perawatan gaji dengan nominal yang fantastis. Itu baru jalan yang bener karena di luar sana, ada lebih banyak orang yang justru terjebak di tukang gigi atau salon gigi demi trend gigi fashion yang sesat itu.
Keadaan Gigiku yang Tidak Sesederhana Pakai Behel Dong
Orang mengira permasalahan gigi akan selesai dengan pakai behel. padahal ada beberapa kasus yang lebih kompleks dari sekadar pakai behel dong. Salah satunya adalah aku. Setelah aku melakukan pemeriksaan dan perawatan, ternyata aku memiliki banyak gigi tambahan yang seharusnya tidak tumbuh. 4 diantaranya masih ada di dalam gusi.
Selain gigi tambahn, aku juga memiliki impaksi gigi taring dan impaksi gigi bungsu. Dengan semua permasalahan tersebut, jika aku memutuskan untuk behel, aku harus melakukan perawatan ke seluruh permasalahan gigiku tersebut. Tentu ini nggak mudah secara mental dan biaya.
Pengalaman Operasi Gigi Bungsu
Salah satu operasi yang sudah aku jalani beberapa minggu yang lalu adalah operasi gigi bungsu. Jadi, aku memiliki keadaan gigi bungsu yang tumbuh tidak normal, yakni miring. Ini disebabkan oleh gigi yang tidak memiliki cukup ruang untuk tumbuh.
Untuk kasusku, aku memilki 1 gigi bungsu yang impaksi, namun di luar sana banyak yang mengalami permasalahan impaksi ini lebih dari 1 gigi. Operasi gigi bungsu tidak sesederhana cabut gigi pada umumnya. Operasi ini juga dilakukan di dokter gigi spesialis bedah mulut dan bisa menggunakan BPJS karena jika tidak memerlukan biaya hingga Rp6 juta.
Beberapa rumah sakit membutuhkan waktu antri untuk melakukan operasi ini, tapi aku yang operasi di RS Mitra Husada Pringsewu nggak perlu antri. Kalau proses operasinya nggak terlalu mengerikan. Akan disuntik bius di sekitar gigi yang akan dicabut, lalu setelah bius bekerja gigi akan dicabut dengan metode yang lebih kompleks dari cabut gigi biasa.
Untuk kasus gigiku harus dipotong-potong menjadi beberapa bagian karena ukurannya yang bengkok. Jadi saat operasi perpaduan antara bau antiseptik, bau darah, dan bau gigi yang dipotong-potong jadi satu.
Perjuangan operasi gigi bungsu sebenarnya ada pasca operasi karena perawatan pasca operasi gigi bungsu berbeda dengan perawatan pasca cabut gigi biasanya. Aku kesulitan bicara dan makan harus benar-benar dimasukan ke mulut.
Butuh waktu 2 minggu untuk benar-benar sembuh. Meski begitu, keputusan operasi gigi bungsu adalah keputusan terbaik untuk menjaga kesehatan gigi. Kalau tidak dicabut bisa menyebabkan masalah yang lebih kompleks di kemudian hari.
Kesehatan Gigi Itu Penting, Tapi Jangan Jadikan Itu Standar untuk Bullying Orang Lain
Kesehatan gigi itu penting banget, sama seperti kesehatan anggota badan lainnya. Kesehatan gigi akan berpengaruh ke kesehatan lainnya, seperti organ pencernaan. Jika sudah sakit gigi, kemungkinan besar kita tidak akan bisa fokus untuk melakukan hal lain.
Jadi penting banget untuk menjaga kesehatan gigi. Apalagi jika sampai bau mulut, itu akan berpengaruh ke kehidupan sosial karena mengganggu kenyamanan orang di sekitar.
Tapi bukan berarti itu jadi standar untuk merundung orang lain. Keadaan setiap orang itu beda-beda. Mungkin dia nggak punya uang atau masih takut untuk ke dokter gigi. Ada lho yang rela sakit gigi karena trauma ke dokter gigi.
Daripada fokus ke kekurangan orang lain, alangkah bijaknya untuk melihat kelebihan yang dimiliki oleh orang tersebut.